Kunjungan Paguyuban Online di DPRD Kondusifitas Kota Salatiga Harus Tetap Terjaga

DPRD SALATIGA– Paguyuban Online Group Salatiga (OGS) diterima Ketua DPRD Salatiga M. Teddy Sulistio, SE diruang kerjanya, senin 16 Januari 2018. Hadir pada kesempatan tersebut diantaranya Anggota Komisi C Latif Nahari, ST, dan KH. Musyafii. Hadir juga perwakilan dari Dinas Perhubungan Kota Salatiga serta beberapa perwakilan dari OGS.

Ketua Paguyuban OGS Rustomo, menyampaikan maksud dari kedatangannya ke Lembaga DPRD  untuk meminta petunjuk berkenaan jasa transportasi  taksi online yang dikelola oleh Paguyuban OGS. Paguyuban tersebut sudah beroperasi namun belum memiliki ijin resmi dari Pemerintah Kota Salatiga.

“Paguyuban kami beroperasi mulai sejak 25 Juli 2017 dengan 8 orang personil, pada tanggal 11 Januari 2018 kemaren kami mengadakan pertemuan dan jumlah personelnya bertambah menjadi sekitar 130 orang. Harapan kami paguyuban OGS nantinya akan mewadai semua trasnportasi yang bersifat online yang ada di Kota Salatiga” ungkap Rustomo.

Menanggapi hal tersebut Ketua DPRD M. Teddy Sulistio, SE menyayangkan beroperasinya OGS yang belum ada komunikasi terlebih dahulu dengan pihak-pihak terkait

“Seharusnya paguyuban OGS sebelum beroperasi mengadakan komunikasi dari beberapa pihak diantaranya dari Pemerintah Kota, Kepolisian, Paguyuban Organda di Kota Salatiga, dan pihak-pihak lain yang berkompeten. Harus ada kesepakatan yang jelas dari beberapa pihak, baik dari sistem tarif, zonasi dan jam operasionalnya, sehingga tidak akan ada permasalahan dikemudian hari. Sungguhpun efek dari keberadaan transportasi online yang ada ini membuat perekonomian bergerak, akan tetapi Kondusifitas di kota Salatiga harus tetap terjaga.” Tandas Bung Teddy

Anggota Komisi C Latif Nahari berpendapat bahwa hal tersebut adalah wilayah sensitif, meski semua tujuannya baik tetapi komunikasi diawal jauh lebih baik,

“Kalau dari awal ada komunikasi yang baik antara OGS dan Pemerintah Kota serta belajar dari pengalaman yang lalu, dimana belum adanya komunikasi antara Pengelola Gojek dengan paguyuban angkota sehingga mengakibatkan gesekan antara beberapa pihak. Untuk itu komunikasi diawal menjadi penting” ucap Latif Nahari.(sy)