PASAR RAYA KOTA SALATIGA – Komisi B Bidang Ekonomi dan Keuangan DPRD Kota Salatiga kembali melakukan kunjungan kerja, kali ini lokasi yang dipilih adalah Pasar Pagi Kota Salatiga, pada hari Senin, 15 Februari 2016. Keberadaan pasar ini terbilang unik karena tidak ada los atau tempat berjualan yang permanen di pasar ini. Pedagang menggelar barang dagangannya di emper toko, di area parkir bahkan dengan memanfaatkan bahu jalan. Buka dari 03.00 s/d 07.00 WIB setiap harinya pasar ini telah ada sejak puluhan tahun yang lalu.
Kegiatan yang dipimpin oleh Ketua Komisi B, H. Budi Santoso, SE., MM., rombongan berjalan dari area Pasar Raya II Salatiga menuju ke lokasi pasar pagi yang berada di areal parkir Pasar Raya I Salatiga. Kondisi pasar yang tanpa atap cukup memprihatinkan apalagi disaat musim hujan seperti ini.
Dalam dialognya, para pedagang menyampaikan keluhannya diantaranya tentang lokasi pasar yang kurang representatif, harga barang yang terus naik, daya beli masyarakat yang menurun sehingga dagangan jadi sepi juga pedagang menginginkan penambahan jam operasional pasar.
Budi Santoso mengatakan bahwa Pasar Pagi Salatiga tersebut merupakan muara dari berbagai hasil bumi yang dihasilkan masyarakat Salatiga dan sekitarnya. Sayuran dari daerah Kopeng Getasan, ikan laut dari Semarang, jajanan pasar khas Salatiga semua tersaji di pasar ini. Pengrajin tempe tahu dari Tingkir, Bugel juga memasarkan hasil produksinya di pasar ini, hal ini yang mengeliatkan ekonomi kerakyatan Salatiga.
“Perlu penataan pasar pagi kedepannya agar lebih baik, pengelompokan pedagang berdasarkan jenis dagangannya misalnya sebelah sini untuk jajanan pasar, ikan basah, sayuran dan lain sebagainya. Khusus jajanan pasar perlu dilestarikan agar anak-anak kita kenal makanan tradisional bukan hanya makan cepat saji dan snack pabrikan saja,” imbuh B. Supriyono, Anggota Komisi B, yang berkenan ikut dalam kunjungan ke pasar pagi kali ini.
Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, koperasi dan UMKM Kota Salatiga, Drs. Muthoin, M.Si., mengatakan bahwa ada sekitar 500 pedagang yang mencari rejeki di Pasar Pagi ini, dan mereka tidak hanya berasal dari Kota Salatiga namun juga dari daerah disekitaran Salatiga. “Untuk pedagang dikenakan iuran kebersihan dan iuran tahunan, kami bedakan iuran bagi warga Salatiga dan pedagang dari luar kota Salatiga,” jelas Muthoin. (wj)