Berlangsung Khidmat Peringatan Hardiknas Kota Salatiga Peserta Upacara Kenakan Pakaian Adat

Pemerintah Kota Salatiga menggelar Upacara Peringatan Hari Pendidikan Nasional Tahun 2022 Tingkat Kota Salatiga di halaman Kantor Pemerintah Kota Salatiga pada Jum’at (13/05/2022).

Peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) ini diselenggarakan untuk kali pertama selama masa Pandemi Covid19 melanda dari tahun 2020 hingga saat ini. Upacara Hardiknas ini diadakan dengan tetap menerapkan prosedur protolol kesehatan yang ketat dengan tetap memakai masker, menjaga jarak dan membatasi jumlah peserta upacara.

Bertindak selaku Pembina Upacara Wali Kota Salatiga H. Yuliyanto,SE,MM dengan peserta upacara dari unsur perwakilan pendidik dan peserta didik dari tingkat TK,SD,SMP,SLTA hingga jenjang perguruan tinggi yang ada di Kota Salatiga.

Dan yang unik dalam penyelenggaraan Upacara Hardiknas kali ini adalah seluruh petugas dan peserta upacara mengenakan pakaian adat suku-suku yang ada di Indonesia, ini semakin menasbihkan jika Kota Salatiga adalah Kota Indonesia Mini.

Berkenan hadir dalam Upacara Hardiknas tersebut Ketua DPRD Kota Salatiga, Dance Ishak Palit,M.Si, Wakil Wali Kota Salatiga dan jajaran Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkompimda) Kota Salatiga, Kepala OPD di Lingkungan Pemerintah Kota Salatiga serta tamu undangan lainnya.

Wali Kota Salatiga yang membacakan sambutan dari Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Republik Indonesia pada Peringatan Hardiknas tahun 2022 mengatakan bahwa selama dua tahun terakhir, banyak sekali tantangan yang harus kita hadapi oleh dunia pendidikan yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya namun kita tidak hanya mampu melewati, tetapi berdiri di garis depan untuk memimpin pemulihan dan kebangkitan

Lebih lanjut Wali Kota mengatakan bahwa di tengah hantaman ombak yang sangat besar, kita terus melautkan kapal besar bernama Merdeka Belajar.Kurikulum Merdeka, yang berawal dari upaya untuk membantu para guru dan murid di masa pandemi, terbukti mampu mengurangi dampak hilangnya pembelajaran dan kini Kurikulum Merdeka sudah diterapkan di lebih dari 140.000 satuan pendidikan di seluruh Indonesia.

“Anak-anak kita juga tidak perlu lagi khawatir dengan tes kelulusan karena Asesmen Nasional yang sekarang kita gunakan tidak bertujuan untuk “menghukum” guru atau murid, tetapi sebagai bahan refleksi agar guru terus terdorong untuk belajar; supaya kepala sekolah termotivasi untuk meningkatkan kualitas sekolahnya menjadi lebih inklusif dan bebas dari ancaman tiga dosa besar pendidikan.” ungkap Pak Yuli.

Dalam kesempatan tersebut diserahkan piagam penghargaan kepada tenaga pendidik baik yang menerima penghargaan pengabdian dari Presiden RI maupun bagi guru dan sekolah yang memenangkan kejuaraan tingkat Nasional.